2009 sudah di depan mata. Setidak-tidaknya bagi saya. Sungguh cepat. Super ekspress. Tak ada yang bisa mengalahkan kecepatan kereta besar, kuat, dan gagah yang saya tumpangi sejak 19 tahun yang lalu ini.
Tanpa saya, anda, atau mereka sadari, tahun demi tahun berganti dan kita terus berlari-lari sambil merobek lembar demi lembar kalender. Tahun baru. Tahun baru imlek. Valentine. Hari Kartini. Hari pendidikan. Hari kemerdekaan. Idul Fitri. Hari Sumpah Pemuda. Hari Pahlawan. Idul Adha. Tahun Baru Hijriah. Hari Ibu. Natal. Tahun baru lagi. Di antara hari-hari besar itu, terselip hari ulang tahun, hari ulang tahun pernikahan, hari jadian, hari kematian, dan hari-hari yang lainnya.
Ya, lembar demi lembar yang telah kita robek terus menerus hadir kembali. Kembali lagi ke tahun baru masehi untuk yang ke 2009 kalinya, saya bertanya, apakah kita bergerak maju? Ataukah selama ini kita hanya melakukan usaha nol, menghabiskan energi, dan kembali lagi ke titik yang sama?
Terserah mau dianggap kembali ke titik yang sama dan melakukan usaha nol atau apa, tapi yang jelas, begitu banyak perubahan yang terjadi dari robekan-robekan kalender yang terulang kembali itu. Tak perlu jauh-jauh sampai ke USA untuk melihat Obama, si pembawa perubahan dalam sistem pemerintahan Amerika serikat, lihat saja ke dalam hati anda masing-masing. Apakah anda berubah? Dan jawabannya adalah iya. Saya berubah. Anda berubah. Semua orang berubah.
Perubahan. sebuah bukti nyata bahwa anda tidak melakukan usaha nol.
Tahun berganti, dan tentunya kita semua mengharapkan perubahan. Ada yang mau berubah menjadi lebih sabar, ada yang mau menjadi lebih rajin, ada yang mau mencoba lebih merawat diri, ada yang mau berubah jadi begini, ada yang mau berubah jadi begitu, ada juga yang mau berubah menjadi spiderman, tapi tak bisa.
Perubahan yang diharapkan inilah yang sering disebut resolusi dan seolah-olah menjadi tren. Akhir tahun, semua orang bikin resolusi. Ntah nantinya dijalankan atau tidak, yang pentingkan NIATnya.
Dan tahun ini, untuk tahun depan, saya juga mau membuat resolusi. Saya mau membuat perubahan. Saya akui, 2008 bukan tahun yang bagus buat saya. 2008 tahun yang berat, sangat berat malah. Saya merasa sangat fragile setelah semua yang saya hadapi tahun ini, mulai dari (sekali lagi) ditinggalkan oleh orang terdekat saya, tertindas oleh orang lain dan pikiran saya sendiri, sampai sakit ini dan sakit itu.
Resolusi saya buat tahun 2009, yang sangat saya harap bisa jadi sebuah overturning moment bagi saya untuk mendapatkan apa yang saya impikan.
1. Saya mau lebih terbuka. Saya ngga mau ansos sampe overdosis.
Setelah ditinggalkan untuk kesekian kalinya, saya benar-benar merasa ngga ada artinya. Saya mulai menarik diri dari pergaulan dan bermain-main dengan kesendirian saya. Saya takut ditolak. Saya takut ditinggalkan. Dan di tahun yang baru ini, saya mau jadi orang yang baru, yang ngga ansos, yang bisa membuka diri, yang bisa berbaur. Saya akan mencoba mengurangi level ke-ansos-an saya sebanyak-banyaknya. Saya hanya akan ansos pada waktu dan situasi yang tepat, ngga overdosis seperti tahun kemarin.
2. Saya mau jadi orang yang ngga mudah tersinggung.
Selama ini saya sadar kalo saya orangnya mudah tersinggung. Saya merasa ngga ada orang yang mengerti saya. Terkadang saya menyalahartikan apa yang orang lain ucapkan dan lakukan buat saya dan memposisikan diri saya sebagai korban. Iya, bodoh. Iya, lebai. Iya, melo. Saya ngga mau lagi jadi orang yang seperti ini. Saya mau lebih bisa berempati, mengerti apa yang ada di balik semua tindakan dan perkataan orang-orang yang ada di sekeliling saya. Saya ngga mau jump to the conclusion too quickly. Saya harus mengerti orang lain.
3. Saya mau jadi lebih positif.
Saya sulit untuk berpikir positif. Saya mudah despo. Sangat mudah, malah. Dan parahnya, kalo saya udah despo, pengaruhnya ada di kesehatan saya. Saya langsung sakit kalo lagi stress, despo, atau banyak pikiran. Sakit kepala lah. Demam lah. Sakit tenggorokan. Dan yang paling parah, muntah-muntah. Saya ngga mau lagi psikosomatis ini mengganggu hidup saya. Saya harus belajar berpikir positif. Saya harus belajar menghargai dan mensyukuri apa pun yang sudah saya dapatkan dari hasil usaha dan keringat saya. Saya harus positif dalam menghadapi dunia.
4. Saya mau jadi orang yang lebih bisa bersenang-senang
Aneh, tapi satu tahun ke belakang, saya merasa sangat bersalah kepada diri saya sendiri kalo saya terlalu banyak berleha-leha. Saya merasa ngga puas kalo ngga memegang lecture notes. Ntah kenapa, saya kehilangan selera saya untuk bersenang-senang. Saya mau berubah. Hidup cuma satu kali dan harus dinikmati.
Saya harap tahun 2009 ini jadi tahun yang baik buat saya.
Semoga semua makhluk berbahagia.
~FeN~