Wednesday, December 31, 2008

BRB (Bukan Resolusi Biasa)

2009 sudah di depan mata. Setidak-tidaknya bagi saya. Sungguh cepat. Super ekspress. Tak ada yang bisa mengalahkan kecepatan kereta besar, kuat, dan gagah yang saya tumpangi sejak 19 tahun yang lalu ini.

Tanpa saya, anda, atau mereka sadari, tahun demi tahun berganti dan kita terus berlari-lari sambil merobek lembar demi lembar kalender. Tahun baru. Tahun baru imlek. Valentine. Hari Kartini. Hari pendidikan. Hari kemerdekaan. Idul Fitri. Hari Sumpah Pemuda. Hari Pahlawan. Idul Adha. Tahun Baru Hijriah. Hari Ibu. Natal. Tahun baru lagi. Di antara hari-hari besar itu, terselip hari ulang tahun, hari ulang tahun pernikahan, hari jadian, hari kematian, dan hari-hari yang lainnya.

Ya, lembar demi lembar yang telah kita robek terus menerus hadir kembali. Kembali lagi ke tahun baru masehi untuk yang ke 2009 kalinya, saya bertanya, apakah kita bergerak maju? Ataukah selama ini kita hanya melakukan usaha nol, menghabiskan energi, dan kembali lagi ke titik yang sama?

Terserah mau dianggap kembali ke titik yang sama dan melakukan usaha nol atau apa, tapi yang jelas, begitu banyak perubahan yang terjadi dari robekan-robekan kalender yang terulang kembali itu. Tak perlu jauh-jauh sampai ke USA untuk melihat Obama, si pembawa perubahan dalam sistem pemerintahan Amerika serikat, lihat saja ke dalam hati anda masing-masing. Apakah anda berubah? Dan jawabannya adalah iya. Saya berubah. Anda berubah. Semua orang berubah.

Perubahan. sebuah bukti nyata bahwa anda tidak melakukan usaha nol.

Tahun berganti, dan tentunya kita semua mengharapkan perubahan. Ada yang mau berubah menjadi lebih sabar, ada yang mau menjadi lebih rajin, ada yang mau mencoba lebih merawat diri, ada yang mau berubah jadi begini, ada yang mau berubah jadi begitu, ada juga yang mau berubah menjadi spiderman, tapi tak bisa.

Perubahan yang diharapkan inilah yang sering disebut resolusi dan seolah-olah menjadi tren. Akhir tahun, semua orang bikin resolusi. Ntah nantinya dijalankan atau tidak, yang pentingkan NIATnya.

Dan tahun ini, untuk tahun depan, saya juga mau membuat resolusi. Saya mau membuat perubahan. Saya akui, 2008 bukan tahun yang bagus buat saya. 2008 tahun yang berat, sangat berat malah. Saya merasa sangat fragile setelah semua yang saya hadapi tahun ini, mulai dari (sekali lagi) ditinggalkan oleh orang terdekat saya, tertindas oleh orang lain dan pikiran saya sendiri, sampai sakit ini dan sakit itu.

Resolusi saya buat tahun 2009, yang sangat saya harap bisa jadi sebuah overturning moment bagi saya untuk mendapatkan apa yang saya impikan.

1. Saya mau lebih terbuka. Saya ngga mau ansos sampe overdosis.
Setelah ditinggalkan untuk kesekian kalinya, saya benar-benar merasa ngga ada artinya. Saya mulai menarik diri dari pergaulan dan bermain-main dengan kesendirian saya. Saya takut ditolak. Saya takut ditinggalkan. Dan di tahun yang baru ini, saya mau jadi orang yang baru, yang ngga ansos, yang bisa membuka diri, yang bisa berbaur. Saya akan mencoba mengurangi level ke-ansos-an saya sebanyak-banyaknya. Saya hanya akan ansos pada waktu dan situasi yang tepat, ngga overdosis seperti tahun kemarin.

2. Saya mau jadi orang yang ngga mudah tersinggung.
Selama ini saya sadar kalo saya orangnya mudah tersinggung. Saya merasa ngga ada orang yang mengerti saya. Terkadang saya menyalahartikan apa yang orang lain ucapkan dan lakukan buat saya dan memposisikan diri saya sebagai korban. Iya, bodoh. Iya, lebai. Iya, melo. Saya ngga mau lagi jadi orang yang seperti ini. Saya mau lebih bisa berempati, mengerti apa yang ada di balik semua tindakan dan perkataan orang-orang yang ada di sekeliling saya. Saya ngga mau jump to the conclusion too quickly. Saya harus mengerti orang lain.

3. Saya mau jadi lebih positif.
Saya sulit untuk berpikir positif. Saya mudah despo. Sangat mudah, malah. Dan parahnya, kalo saya udah despo, pengaruhnya ada di kesehatan saya. Saya langsung sakit kalo lagi stress, despo, atau banyak pikiran. Sakit kepala lah. Demam lah. Sakit tenggorokan. Dan yang paling parah, muntah-muntah. Saya ngga mau lagi psikosomatis ini mengganggu hidup saya. Saya harus belajar berpikir positif. Saya harus belajar menghargai dan mensyukuri apa pun yang sudah saya dapatkan dari hasil usaha dan keringat saya. Saya harus positif dalam menghadapi dunia.

4. Saya mau jadi orang yang lebih bisa bersenang-senang
Aneh, tapi satu tahun ke belakang, saya merasa sangat bersalah kepada diri saya sendiri kalo saya terlalu banyak berleha-leha. Saya merasa ngga puas kalo ngga memegang lecture notes. Ntah kenapa, saya kehilangan selera saya untuk bersenang-senang. Saya mau berubah. Hidup cuma satu kali dan harus dinikmati.

Saya harap tahun 2009 ini jadi tahun yang baik buat saya.
Semoga semua makhluk berbahagia.

U're the best I've ever had
~FeN~
Read Comments

Scrabble IHG, my new year's present...

Now is the last day of 2008, although it's still 00.45 AM. I am here now, blog, not to write any resolutions for year ahead. I am here now, blog, not to record all my journeys throughout this little part of my life. I am here now, blog, to tell you that one of my wish list has come true.

Hall 6 (including me) has won the Scrabble IHG!!!
We got GOLD!!!

Yay. I am very happy. After I knew that we won, I forgot the pain, sweats, and tears I felt for this whole week because of so many the-so-long training sessions, I forgot all the time I spared for the three letter words list, I forgot all the nightmare I had about tiles, tiles, and tiles. I just could feel the euphoria. Whoooz. It revived everything.

I don't remember what my first scrabble in this year IHG is. I also didn't remember how much the spread I got for each games. I know nothing except the fact that we deserved to get the gold. Really. We have trained so much. We have done our best. We have fighted together, as a team.

Stifen, the captain.
Ivy.
Jing Lun.
Sudhansu.
Myself, Febrina.
Becky.
Waiji.
Angie.
Kai Yang.
Yannick.
Chris.

We are a team. TEAM.

When I first came back from my holiday, 10 days before the competition, I felt like I was only something. Something, not someone, that everyone ignored. But luckily, I was wrong. We are a team. I am someone, each of them is someone, and all of us is a team.

I was very happy to see our seniors came back. Thanks a lot, PSC. Thanks a lot, K Andri. Thanks a lot, K Anton. They trained us and they motivated us. I was so touched when they all put a big effort to come back although they didn't have to.

We beat all 7 halls we played against at the prelim. Yay, it's very cool.

Hall 6 vs Hall 12  4-1
Hall 6 vs Hall 3    5-0
Hall 6 vs Hall 14  4-1
Hall 6 vs Hall 10  5-0
Hall 6 vs Hall 8    5-0
Hall 6 vs Hall 5    5-0
Hall 6 vs Hall 11   4-1

The spread was also very cool, I think. I cannot really remember, but due to my bad memory, all should be above 500. That's very cool, right?

Then, the match came to the semifinal. We play against hall 16. Ivy played against the strongest player, Stifen played against the captain, and I was partnering with Sudanshu against their double players at table 4. I was so scared that we would not win the game. They got signaling, and they almost made a scrabble word. Luckily, we decided to gamble and challenge them. Then, I put EVET and QUOPS that made them challenge and give me extra points. Haha. And this game, we won by 5-0.

Final came. All of us could feel the smell of champion euphoria as well as the smell of the tears of losing. The chance was 50 : 50 although we hadn't beaten them by 5-0 before. We were still very eager to give our best. We knew that we deserved to get the gold.

Table 1 : Ivy
Table 2 : Stifen
Table 3 : Sudhansu
Table 4 : Febrina n Jing Lun
Table 5 : Becky n Waiji

That's the line up. But we tried to believe everything would be okay. We went inside the fighting arena. We respected our opponent (as PSC told us to do), we put our best effort, and we would win. 

I didn't know what happened at other tables. The one I knew was my tiles were not really good, but we could still win, until they put their scrabble word, TALLIER. They led us, but we managed to catch up, and whoola, I got my scrabble, SNORING. I told Jing Lun and he opened up for me an 'S', but, my bad, I didn't dare to put my word there because I was not sure. I put the thing at other open place. And we lead them by almost 100. 

While I was drawing my tiles, they put eight letter words scrabble. Eight letter, yeah, eight letter, and it went trough two boxes of triple word score, and you know how much it scored? ONE HUNDRED FORTY. I was stunned there, even could not move. What the hell? We just led and they put that super big scoring word, NEEDINGS, through my G there. Again, luckily, Jing Lun healed fast and challenged that weird words. Five points didn't mean anything after one hundred forty hit.

He took back all his tiles, Jing Lun closed the place, I closed another placed. He couldn't put his scrabble and he broke it. Jing Lun closed the board again, his partner opened up for him, I closed. It happened all the way through the end, until we led them by 77.

Phew. I was very happy. That was the most shocking game I had this IHG, and we managed it. Jing Lun, you are a good partner. ^^ .

But, as we walked back to PSC and all Sixians waited for us, I was schocked. Ivy had lost. 1-1. She didn't cry although I knew she wished she could. But she believed that others could save her, because we were a team.

Stifen came back, and he lost. His partner made 2 scrabble word and led him by 180. 1-2. All of us were very scared. How's Sudanshu? How's Becky and Waiji?

2-2. Sudanshu won. Our fate was in table 5's hand. They had to win this game to bring us gold. We waited for so long. We got nervous. We kept praying. We kept shaking.

And, they WON.

We kept shouting. We kept clapping hands. We kept yelling.

I felt very touched when I knew we were the champion. I almost cried.

But I knew, we deserved it.

We had trainings.
We had PSC.
We had Eddie.
We had Ivy.
We had Jing Lun.
We had Ko Andri.

We had TEAMWORK.

We are the champion, my friend
And we'll keep the fighting till the end

U're the best I've ever had
~FeN~

P.S. I am damn happy I haven't been beaten for 2 years consecutively. Lol.
Read Comments

Monday, December 29, 2008

Basah

Turun hujan. Pohon basah, rumput basah, hatiku pun basah. 

Bersiap menghadapi apa yang harus dihadapi.


U're the best I've ever had
~FeN~
Read Comments

Sunday, December 28, 2008

Dilema

Dilema.
Aku tak mau dianggap anak kecil.
Mereka memperlakukanku seolah aku masih memakai popok.

Dilema.
Aku takut jadi dewasa.
Aku tak mau tua.
Mereka menganggap aku sudah terlalu matang untuk dijaga.

Dilema.
Aku bodoh.
Jadi dilema.

U're the best I've ever had
~FeN~
Read Comments

Thursday, December 25, 2008

Merry christmas^^

I found myself couldn't sleep well last night, dunno why. And now I find myself in the middle of christmas day.

First of all, MERRY CHRISTMAS all!!!^^

I don't celebrate christmas, but I like it. I like the decoration, I like the wishes. I like everything related to it as well as I like my chinese new year. Everyone seems very delightful on christmas day, including me, although I'm not celebrating.

But, this year's christmas is my first christmas, alone.
Will it be as good as last year or last last year's christmas?

U're the best I've ever had
~FeN~
Read Comments

Wednesday, December 24, 2008

I need a TV...

Whoaa, this internet is so slow. Hey, this is christmas eve, most people is going back to their homes to celebrate it, I wonder, why the internet is still going that slow, slower than a snail. Sigh. 

I have tried to watch online TV streaming before, and I have known the consequences clearly. But, today is christmas eve. Just a few people use their internet, then I didn't expect my TV to stop working while I was watching my 'Cinta Fitri". Geez.

After finishing my Twilight, I felt like concentrating on my wordlist, so that I didn't continue to read another novel I got illegally. I surfed to find some websites I could go through to watch TV. And for my own reminder, and also for information, these are the sites I found:
1. http://televisindo.blogspot.com
2. http://streaming-nataprawira.com
3. http://imediabiz.tv

Actually, I found quite a lot, but most of them were not working, have been deleted, or need some extra installation which I totally didn't understand. Haha.

Then, if you want my recommendation, I will tell you to go to the second site. Although it needs us to register, it gives better result.

I lost my TV already. So, what should I do now?
Blogging?

U're the best I've ever had
~FeN~
Read Comments

Monday, December 22, 2008

Hari Ibu

Hari yang indah. Hari ibu. Begitu kata mereka. Tayangan-tayangan televisi mulai menampilkan sosok ibu dari berbagai perspektif. Ibu diagung-agungkan. Bahkan tayangan infotainment menunda gosip-gosip hot demi mengedepankan selebriti mencium pipi ibunya.

Tapi kenapa? Kenapa hanya pada tanggal 22 Desember, ibu-ibu di Indonesia mendapat perhatian khusus? Hanya pada tanggal 22 Desember mereka mendapatkan kecupan, kado, dan perilaku manis dari anak-anak mereka. Lantas, ke manakah perginya apresiasi buat mereka di sisa 364 hari lainnya?

Bagi saya, setiap hari adalah hari ibu. Setiap hari, setiap jam, setiap detik, mama saya selalu ada dalam pikiran saya. Serius, Mom, You're always on my mind. Semakin saya bertambah dewasa saya semakin cinta sama mama. Sumpah. Apalagi sejak beberapa pelajaran berharga yang saya dapatkan bahwa orang-orang di luar sana tidak ada yang mau dan mampu sencintai saya sepenuh, setinggi, sebesar, sedalam, seluas mama mencintai saya.

Sungguh. Lagu yang kita pelajari sejak masih memakai popok dan main kejar-kejaran di lapangan TK adalah nyata.

Kasih ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi 
Tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia

Bagi saya, setiap hari adalah hari ibu. Setiap hari, cinta saya pada mama selalu tumbuh dan berkembang, menghasilkan bunga yang indah. Bunga yang indah, tapi tetap tak seindah mama.

Mama. Love you forever.

U're the best I've ever had
~FeN~
Read Comments

(Bukan) Senja di Pelabuhan Kecil

Tiada lagi
Aku sendiri
Berjalan menyisir semenanjung
Masih pengap harap
Sekali tiba di ujung
Dan sekalian selamat jalan
Dari pantai keempat
Sedu penghabisan bisa terdekap

Penggalan dari Senja di Pelabuhan Kecil, salah satu puisi favoritku sejak SD. Dulu aku tak terlalu mengerti kata-katanya, tapi aku suka. Bodoh memang. Tapi aku cinta. Biarlah bodoh. Aku tak perduli.

Aku cepat-cepat berjalan meninggalkan gerbang itu. Gerbang yang akan membawa mereka yang kucinta meninggalkanku. Tak sanggup aku berlama-lama melihat mereka berjalan menjauh, menjauh, dan semakin menjauh hingga mereka berbelok di sudut dan lenyap dari pandanganku.

Hujan seketika jadi begitu deras, mengguyur hati dan pikiranku, tapi aku tak mau membiarkannya menguyur wajahku. Aku berjalan semakin cepat agar tak melihat mereka yang kucinta sampai di ujung pandanganku lalu menghilang.

Sekali tiba di ujung
Dan sekalian selamat jalan
Dari pantai keempat
Sedu penghabisan bisa terdekap

Saat itu bukan senja, bukan pula di pelabuhan kecil. Namun situasinya sama. Aku harus mengucapkan selamat jalan dan seduku mengiringi perjalanan mereka.

U're the best I've ever had
~FeN~
Read Comments

Friday, December 12, 2008

......

Dahaga yang belum terpuaskan sempurna, saya masih haus akan bacaan, tapi saya sudah harus menyudahi liburan saya.

Palembang, see you in the next six month.

U're the best I've ever had
~FeN~
Read Comments

Sunday, December 07, 2008

Andrea Hirata, membangun mimpi orang lain dengan mimpinya

Andrea Hirata. Saya jatuh cinta pada keempat bukunya. Saya jatuh cinta pada caranya mendeskripsikan setiap karakter dan setiap tempat dalam novelnya. Saya jatuh cinta pada gayanya melebih-lebihkan kemampuan Lintang, sahabatnya. Saya jatuh cinta pada kecintaannya terhadap ayahnya. Saya jatuh cinta pada hasratnya yang nyaris tak pernah padam pada pendidikan. Saya jatuh cinta pada puisi-puisinya buat A Ling. Saya jatuh cinta pada memorinya yang seolah tak pernah padam. Saya jatuh cinta pada Ikal. Sungguh. Saya jatuh cinta.

Sejak sekolah di Singapore, saya sudah sangat tertinggal dari perkembangan novel-novel, khususnya novel Indonesia. Saya nyaris ngga tau ada mahluk di muka bumi yang namanya Andrea Hirata. Beruntung saya punya Facebook dan banyak orang sibuk meributkan film Laskar Pelangi yang diangkat dari tetralogi karya anak Belitung yang bernama Andrea Hirata.

Saya penasaran. Sepertinya novel itu bukan sembarang novel. Maka saya mulai mencari apa pun yang bisa saya cari melalui internet. Saya baca resensi bukunya di salah satu website, saya baca profil pengarangnya dari website yang lainnya, saya semakin tertarik. Penasaran. Excited. Ingin tau.

Saat itu bulan September. Apakah buku itu dijual di Singapore? Ntah. Yang jelas buku itu pasti dijual di Indonesia, tapi apakah saya harus menunggu sampai Desember? Omigod, it's too long. couldn't wait anymore. Akhirnya, saya kembali menyusuri google, mencari Laskar Pelangi edisi layar komputer. Ilegal? Biarin. Hak cipta? Persetan. Saya udah naksir berat. Hasrat udah tak tertahankan.

Dan, tarrrraaaa... Saya sama sekali ngga menyesal mendownload novel ini. Dalam waktu kurang dari setengah hari, saya sikat semuanya dan saya tak sabar untuk pulang dan menonton filmnya, walau hingga hari ini keinginan saya yang satu itu belum kesampaian. Film-nya udah ntah di mana ketika saya kembali ke bumi pertiwi.

Di buku pertamanya, Andrea Hirata bercerita tentang dirinya sendiri, Ikal, seorang anak dari kelas ekonomi menengah ke bawah dalam kungkungan timah di Pulau Belitung, beserta sembilan temannya yang lain di SD dan SMP Muhammadiyah yang nyaris ditutup di hari pertama ia akan disekolahkan. Mereka menamai diri mereka Laskar Pelangi. Ya, merekalah anak-anak kelas menengah ke bawah yang haus akan ilmu dan mengerti akan persahabatan. Tak dinyana, Andrea juga menggelitik kita melalui romansa cintanya bersama A Ling, gadis Tiong Hoa yang ia mulai cintai sejak melihat paras kuku-kukunya di toko kelontong Sinar Harapan. Kemiskinan. Pendidikan. Persahabatan. Cinta. Ah, sempurna.

Mungkin kebanyakan orang, termasuk saya, pada bagian awal novel ini, merasa agak bosan dengan gaya penceritaan Andrea, karena kata-katanya selalu membentuk deskripsi, jarang dialog. Namun, dari deskripsinya yang detail itulah saya merasa novel itu benar-benar hidup. Ia menggambarkan Lintang, Mahar, Harun, Kucai, Akiong, Bu Mus, dan tokoh-tokoh yang lain sampai ke sudut-sudut terkecil.  Ia mengajak kita, para pembacanya, untuk mengunjungi pulau tempat ia dilahirkan dan tumbuh besar. Ia menghasut kita untuk terus dan terus membaca karyanya.

Namun, di buku pertama ini, saya merasakan unsur hiperbola yang agak overdosis terhadap kejeniusan Lintang. Diceritakan bahwa Lintang lah yang paling miskin sekaligus yang paling pintar di antara semua anggota Laskar Pelangi. Ia sudah mampu mengenal fisika saat dia masih SD. Gila! Ajaib! Adik saya yang kelas 2 SMA saja mungkin masih merangkak dalam integral. Selain itu, saya juga menemukan kerancuan dalam time flow buku ini. Alurnya bolak-balik SD-SMP SD-SMP, tapi selalu ada Bu Mus. Apakah Bu Mus mengajar SMP juga? Bingung. Tapi tetap indah.

Saya puas dengan Laskar Pelangi. Dan saya melanjutkan perjalanan saya di Google untuk mencari Sang Pemimpi dan Edensor, buku kedua dan ketiga dari Sang Pujangga baru, Andrea Hirata. Setelah jungkir balik, akhirnya saya menggapai apa yang saya inginkan.

Pulang ke Indonesia, saya rela melototi laptop adik saya untuk menyelam ke dalam Sang Pemimpi. Di sini diceritakan kehidupan Ikal mulai dari SMA. Beberapa karakter baru diperkenalkan. Arai, sepupu Ikal si simpai keramat. Jimbron, si tambun yatim piatu. Zakiah Nurmala, pujaan hati Ikal. Dan Laksmi, tambatan hati Jimbron. Mereka melewati masa SMA mereka yang penuh dengan mimpi, kemudian merantau ke Jakarta, mengejar mimpi mereka. Si Ikal akhirnya kuliah di UI, lalu mendapat beasiswa ke Universite de Sorbonne, Perancis. Ya, itulah hebatnya kekuatan mimpi.

Di novel yang satu ini, bagi saya, alurnya semakin rapi dan indah. Lagi-lagi dengan gaya pendeskripsian yang sangat indah, saya terhanyut, semakin jauh, jauh, dan jauh ke dalam Pulau Belitung. Sungguh, saya sempat menitikkan air mata saat sampai pada bagian di mana Ikal, yang merupakan bagian dari Garda Depan kehilangan semangat belajar dan bermimpinya karena ia merasa bagaikan pungguk merindukan bulan. Ia terdepak. Namun, ayahnya tetap menyunggingkan senyum yang sama seperti pada saat ia masih jadi ranking 3 saat mengambil rapornya, tetap menampilkan baju terbaiknya seperti pada saat ia masih jadi ranking 3 sebelum mengambil rapornya. Ayahnya tetap bangga padanya, dan Ikal kembali pada mimpinya. Ikal, Ikal. Sungguh kau mengambil hatiku.

Lain lagi Edensor. Di buku yang satu ini, Andrea Hirata menceritakan hidupnya dan Arai di Perancis dan culture shock yang mereka alami. Ia menceritakan teman-teman bangsa lainnya dengan begitu sempurna. Amerika, Inggris, bahkan India. Dan lagi, ia menceritakan pengalamannya menjadi backpacker, menjelajahi Eropa hingga ke Afrika, merangkul mimpi masa SMA-nya dan mencari cintanya, A Ling. Bayangkan, mencari cinta hingga ke Zaire!!!

Tak cukup dengan tiga buku itu, saya mencari buku keempatnya. Kali ini dengan cara yang legal. Saya membeli bukunya. Delapan puluh ribu. Biar saja. Saya sudah cinta pada Andrea Hirata. Delapan puluh ribu bukan apa-apa. Demi cinta saya. Hobi memang menguras kantong.

Dan, whoolaaa... Maryamah Karpov sudah dalam genggaman. Tapi banyak yang menghalangi saya baca dengan cepat. Mama ngga rela anaknya duduk bagai patung berjam-jam menyusuri kata demi kata hingga kupingnya jadi tuli dan seluruh tubuhnya jadi mati rasa. Ya, terpaksa saya membaca pelan-pelan dan putus-putus.

Ikal dapat S2-nya setelah sidang di tengah puasanya yang 18 jam tanpa sahur. Ia kembali ke Belitung, dengan gelar master, tapi pengangguran. Ia meng-claim dirinya sebagai pengangguran yang paling intelek di seantero Belitung. Ia berleha-leha sekian lama, lalu kembali mencari cintanya, A Ling. A Ling, cinta pertamanya, begitu berbekas dalam relung hatinya, seperti tak dapat hilang. Ia membuat kapal, mencari A Ling hingga ke daerah berbahaya dan mistis, membawanya pulang.

Akhir dari cerita ini begitu menggantung. Tapi saya suka. Saya suka akhir cerita yang menggantung, membuat imajinasi saya bisa berkelana sesuka saya, ke mana saja yang saya suka.

Saya suka bagian di mana Andrea mengkritik sistem di Indonesia melalui perjalanan pulangnya dari Perancis ke Belitung. Sampai ke Singapore, ia mendapatkan perlakuan bak raja. Menyeberang perbatasan, begitu miris, ia harus menghadapi bobroknya sistem transportasi negeri ini yang nyaris merenggut nyawanya. Menggelikan. Para birokrat harus baca, tuh.

Dan, tamatlah perjalanan saya bersama Andrea Hirata berjalan-jalan di dalam Tetralogi Laskar Pelangi. Saya sungguh bahagia mendapat bacaan seperti ini. Di tengah-tengah teenlit dan chicklit yang tak lebih dari novel cinta-cintaan, Andrea Hirata menggebrak pintu hati saya. Dengan bahasanya, ia membawa saya menyeberangi ruang dan waktu, melompat-lompat dari masa lalu ke masa kini, dan menyadari arti pentingnya mimpi.

Begitu banyak yang bisa kita petik dari keempat novel fenomenal ini. Dan yang paling bikin saya bersemangat adalah kenyataan bahwa kita ngga perlu berlatarbelakang sastra untuk bisa menghasilkan karya sastra yang baik. Cita-cita, atau mungkin bisa dibilang mimpi, saya adalah menjadi penulis dan Andrea Hirata memompa semangat saya dengan karyanya seperti ia memompa semangat seorang mahasiswa yang nyaris di-DO untuk menyelesaikan kuliahnya. Ia menyentuh berbagai sisi dari berbagai orang.

Saya ngga dibayar oleh Andre Hirata, tapi buku ini sangat saya rekomendasikan buat dibaca.
Sungguh. Saya jamin ngga bakal nyesel.

U're the best I've ever had
~FeN~
Read Comments

Saturday, December 06, 2008

Pucuk cintaku

Kebiasaan lama.

Menonton drama, pikiran melayang-melayang, membuat skenario sendiri. Jadi melankolis.

Membaca novel, kepala dipenuhi kata-kata prosa. Jadi sastra abis.

Membaca kumpulan puisi, hati tergetar, otak mencari kata-kata indah. Tiba-tiba jadi pujangga.

Kuingin
Pucuk cintaku bersemi lagi

Tlah tak terhitung lamanya
Mungkin sejak Colombus menjejakkan kakinya di Amerika
Aku tak lagi merasakan cinta

Lupa
Bagaimana rasanya
Lupa
Bagaimana indahnya

Lupa

Aku hanya ingin pucuk cintaku bersemi lagi
Agar hari yang kotak-kotak hitam putih ini bisa jadi garis-garis, bulat-bulat, lonjong-lonjong, atau bunga-bunga warna-warni

Kuingin pucuk cintaku bersemi lagi

U're the best I've ever had
~FeN~
Read Comments

Tuesday, November 25, 2008

Next Station: CHANGI AIRPORT

Just wanna say...

"INDONESIA, I'M COMING BACK!!!"

U're the best I've ever had
~FeN~
Read Comments

LOVE is all that I can give to you

Before I forgot about this. Let me share what I learned from COM201. Actually, what I learned wasn't just this theory. I learned a lot, but this one implied the real situation that we faced most of the day.

What is it?
It's about...

...

...

...

Love relationship.

Yeah, I studied about interpersonal relationship and love relationship was one of the content. Actually I wanted to share this since long long time ago, when I first heard about this, but I had no time to write, or, well, I was just lazy.

Love. Everyday we hear about love. You listen to a song and you catch a love in it. You go to a movie and you see love inside. Or just, you go to canteen and see two persons, girl and boy, you will say that they are probably in love with each other. But, do you know what the definition of love is?

If you go to here or here, you will find a bunch of explanations about love. But, I will not talk about it here. You can read it by yourself, huh? haha.

Based on the Love Triangle Theory, love contains three aspects that can't be separated: intimacy, passion, and commitment. Then, without one or more of them, it is just an incomplete love.

Love relationship can be categorized to three stages. First, escalation stage. Second, navigation stage. And third, the deterioration stage.

Escalation stage

This stage can be further categorized into six substages:

1. People don't interact with each other
In this stage, one hasn't found his future partner. They are seeking and they are wondering how they will look like and participate in a relationship.

2. Invitational communication
One has found his 'target'. In this stage, people will disclose each other securely, but what they say will contain more relational than content meaning. For example, "Do you like action movie?" can be interpreted as, "Do you want to go on a date with me?" and a response, "Yes, I like it very much!" may mean "I am available and attracted to you. How about you?". So, Guys, a lot of misunderstandings rise up in this stage. Then, you should be careful with your words.

3. Explorational communication
One starts to seek similarity between him and his partner. They disclose even further in this stage. They SMS to each other all day long, they call each other for hours just to find that they are somehow connected, and they start to show trust by sharing embarassing stories. 

4. Intensifying communication
In this stage, they can be seen together most of the time. Most of them just share time together but do nothing. For couple in this stage, they see togetherness as very important and they must be connected to each other whatsoever. Sometimes, they do idealizing to their partners. The perfect one, it's how they see each other, and unfortunately, they deny the flaws of their partners.

5. Revising communication
The couple starts to finds conflicts inside their relationship. They get back from the 'love euphoria' and start to face the reality. They talk about the strengths and the problems in their relationship, they seek possibilities for further relationship.

6. Intimate bonding
This is the stage where past and present experiences transform to future expectation. Partners adjust to each other's life and share a commitment. They decide to work on the relationship.

Navigation stage

This stage is just an extent of intimate bonding stage. They find new problems, revisit old ones, and prevent future problems. They get deeper and deeper into each other's life and heart.

Deterioration stage

1. Intraphysics phase
One starts to find that the relationship has some problems. Maybe they spend very little time together, or even, they share activities too frequently. They, then, wil feel some dissapointments to their partners.

2. Dyadic phase
In this stage, couple have two options. They can resolve the problems or they want to ignore it and breakup as the result. If they resolve it, the relationship go back to intimate bonding stage. 

3. Social support process
If couple choose to break up their relationship, they will go to this stage. This stage is all about how people explain their breakup to the world. Usually, they seek help from their family members or friends to raise them up again.

4. Grave dressing process
In this process, couple will understand fully that the relationship can't be saved already. Maybe they still cannot accept the reality, but they understand.

5. Resurrection process
They restart their new life

Yeah, so that is the model of love relationship. We don't need to go through each stage, though. We can skip some parts, and go back to some parts. It's flexible.

Huaaah, so hard to dig again the thing I forgot already.
Hope you like my information.

Love.
Love.
Love.

U're the best I've ever had
~FeN~
Read Comments

New layout, new spirit, new life

Welcome to my new home^^

I decided to change my blog layout. I have made this decision (haha, decision, looks like this is a very important matter - lebai) since long long time ago, but I had no time to do it. Quiz here and there, this and that ECA, and of course, my laziness, prevent me from doing so.

And after I have been free enough to play with my world, I spent so many hours to search the layout fitted me, try to put it on my blog, fail, search again, attempt again, fail again, and it happened several times until I finally found someone, someone to share my life, I finally found the one, to be with every night. Oh, of course, that part was just my lebainess. I finally found this layout. Grey. Simple. But appealing.

This one is actually a wordpress layout that someone converted into blogger. Yep, that's right. That's why my blog looks like a wordpress blog now. Haha. I like it though.

I hope I will not get bored with this one, because it's really tiring to change all the things and start from the very beginning, for the gadget, I mean.

Yeah, and now, I officially open my new home for everyone. *clap,clap,clap
Or I need to say, "You may turn over the exam question paper now and start writing!"?
Muahahaha.

Once again, welcome. Hope you like and visit me frequently.^^

U're the best I've ever had
~FeN~
Read Comments

Sunday, November 23, 2008

I'll sip the taste, I'm sure...

I keep starring, over and over, I keep gazing. I found myself inside my fear, my negative thought, my courage. I found myself swimming alone in the wide wide ocean and I lost my way. Geez, what on earth am I doing now?

I am sitting here, feel like giving up, but my concious self told me, "It's too late to give up, you have come until this far."

Yep.
It's too late. I have chosen my path and I have to be responsible.

I'll take all the risk, I'll feel all the pain, I'll enjoy all the burden, I'll laugh with the tears, and at the end of day, I'll sip the taste of happiness.

Malaikat juga tau siapa yang jadi juaranya...

U're the best I've ever had
~FeN~
Read Comments

Thursday, November 20, 2008

Catatan dua puluh november ketika (sekali lagi) saya teringat rumah

Tiba-tiba teringat rumah, bagaimana saya keluyuran ke sana ke mari kalau sedang bosan, capek, suntuk belajar. Tiba-tiba teringat rumah, bagaimana mama tetap mengatur asupan gizi saya di tengah masa-masa sulit seperti ulangan semester atau tes masuk NTU. Tiba-tiba teringat rumah, bagaimana saya menghampiri papa di ruang kerjanya, sekadar ngobrol-ngobrol atau duduk-duduk tak tentu arah. Kembali saya teringat rumah, bagaimana saya numpang rebahan di kamar dedek, menonton dia main playstation.

Teringat rumah.
Teringat rumah.
Teringat rumah.

Yang ada di kepala saya selain subject-subject yang examable tak lain dan tak bukan adalah rumah.

Yah, apalagi kalau sedang belajar begini. Bosan. Suntuk. Ngantuk. Capek. Mau keluyuran seperti di rumah? Keluyuran ke mana, kamar cuma 3mX3m. Mau mengharapkan asupan gizi yang sehat dan seimbang? Ga ada mama. Mau cari teman ngobrol? Siapa? Ga ada papa. Semuanya lagi sibuk exam. Bahkan MSN pun tak online. Atau, mau nonton orang main playstation? Boro-boro playstation, TV aja ngga ada. Ga ada dedek.

I wish I could skip these five days and find myself inside the aeroplane bringing me back home. Yeah, I wish. But I can't skip actually.

Haha.
Besok soil mechanics. Pelajaran yang paling saya suka sekaligus yang paling menguras energi. Saya suka, karena pelajarannya ga abstrak. Jelas tujuannya. Tapi susah. Sungguh dilema.

Soil Mechanics membuat saya sakit kepala. Bukan, bukan sakit kepala dalam artian konotasi, tapi benar-benar sakit kepala. Saya butuh bantuan Panadol malam ini nampaknya.

Yeah, cukup sudah bloggingnya. Awan di luar jendela saya sudah mulai kehitam-hitaman, suram. Cepat juga jam yang tik-tak-tik-tak ini berdetak, sampai saya tak sadar kalau waktu saya untuk belajar semakin sempit.

Saya harus mempercepat langkah. Saya dikejar waktu.

Tidak apa-apa dikejar waktu, asal jangan mengejar waktu.
U're still in front.

U're the best I've ever had
~FeN~
Read Comments

Tuesday, November 18, 2008

Should we feel ashamed?


Friendship...
Friendship...
Friendship...

What is friendship?

Friendship is happiness...
Friendship is sweet...
Friendship is smile...
Friendship is laughter...

Not really true...

Friendship is...

this...

The dog is trying to wake his dead 'friend' up


He is trying to move his 'friend' dead body to sideway, barking to anyone wants to help. He doesn't want anybody to touch his 'friend'

Even a dog knows what the meaning of friendship is...

So, should we feel ashamed of ourselves?

U're the best I've ever had
~FeN~


Read Comments

I'm in the middle of my way home...

Yes, half of my papers are done.
I don't care what the result will be. Ok, not really don't care. At least, now, I don't care about the result. The time for me to worry bout the exam result things will come at the right time. Yes, at the right time. Sesuatu ada waktunya masing-masing, yep.

I just finished my MoM paper. Yeap, my bloody 4-AU paper after another scary 4-AU paper yesterday. 

And tomorrow will be Fluid mechanics.

Somehow, I have no mood to study now. I don't know from which part I should start studying. Then, I end up blogwalking and facebooking.
Kebiasaan lama. Tak bisa berubah.

I think about home more than usual recently.
Usually, I thought about home all day long, and now, I even dream about home. 
Muahahaha.

I cannot help waiting for 25th November 2008...

U're the best I've ever had
~FeN~
Read Comments

Friday, November 14, 2008

Saya tak suka, tapi saya masih harus menjalaninya *sigh

Exam is in the air!!!
Yow, exam sedang merajalela, menjajah kebebasan kita untuk menikmati dunia, atau bahkan, untuk menikmati tidur.

Jadi, berhubung topik exam sedang hangat-hangatnya. Dan saya, yang sepertinya gagal mendapatkan nilai bagus di exam pertama, juga bakalan ngomongin tentang exam. Againnnn? Yes, again, since nothing can't be pushed inside my brain for this period, except exam. Lol.

Di post saya yang satu ini, saya udah pernah menyatakan ketidaksukaan saya terhadap exam. Dan kali ini, saya akan kembali mengulangi pernyataan saya.

Jauh di lubuk hati saya, walaupun saya sekarang masih selalu ngiasu sebelum exam (karena saya takut ga bisa sementara orang lain bisa), saya ga setuju dengan yang namanya exam. Apa sih artinya exam? Buat apa kita belajar kalo belajarnya cuma sebelum exam?

Setuju ga sih kalo sebenernya exam itu ga tepat buat dijadiin estimator pemahaman siswa tentang apa yang udah mereka pelajarin selama kurun waktu tertentu? Bagi saya, exam itu estimator yang sangat bias dan ga akurat. Kenapa?

Pertama, nilai yang dihasilkan oleh siswa yang bener-bener belajar selama satu semester dibandingkan siswa yang belajar 1 malem bisa jadi sama. Bahkan, siswa yang belajar satu malem bisa jadi dapet nilai lebih gede. Jadi, apa gunanya nilai exam kalo ga bisa membedakan siswa yang bener-bener belajar dan siswa yang hanya sekadar 'belajar'?

Kedua, faktor hoki alias keberuntungan bisa sangat mempengaruhi jalannya exam. Siswa yang cuma belajar satu hari dan kebetulan mempelajari bagian-bagian yang tepat bisa dapet nilai setara dengan siswa yang mempelajari keseluruhan materi. Jadi, apa gunanya nilai exam kalo ga bisa membedakan siswa mana yang bener-bener bisa dan siswa mana yang kebetulan hoki?

Ketiga, nilai sebuah pemahaman ngga cuma ada di exam, kan? Seorang siswa yang paham, bisa mengerjakan soal dengan baik. Seorang siswa yang paham bagaimana langkah kerja soal tipe ini dan soal tipe itu juga akan bisa mengerjakan dengan baik. Ga ada bedanya. Padahal kalau di luar konteks exam, dua orang itu akan jadi beda. Jadi, apa gunanya exam kalo ga bisa membedakan siswa mana yang bener-bener paham dan siswa mana yang cuma bisa menghapal?

Keempat, mungkin aja ada siswa tertentu yang ga cocok sama tekanan exam. Sebenernya dia paham dan ngerti betul apa yang dia pelajarin selama satu semester, tapi dia gugupan. Jadi, ketika kakinya menjejak exam hall dan tengkuknya mulai ditiup oleh udara air-con yang tak berperikemanusiaan, apa yang udah dia pahami tiba-tiba buyar. Atau mungkin, dia orangnya terlalu detail dan ga bisa bekerja dengan cepat, jadi ga selesai mengerjakan. Bisa jadi begini, bisa jadi begitu. Yang jelas, exam bukan estimator yang baik. Exam ga bisa membedakan.


Saya udah pernah bilang kalau saya lebih setuju assignment daripada exam. Assignment lebih menuntut kita untuk mengerti, untuk menghayati, untuk menyelam lebih jauh, untuk menggali lebih dalam, untuk apapun itu lah namanya. Yang jelas, assignment dan project menuntut pemahaman yang lebih, yang ga bisa dituntut oleh exam.

Saya lebih setuju kalo di akhir setiap subjek, siswa punya sebuah project, yang nyata, yang konkret, aplikasi dari apa yang mereka pelajari selama satu semester. Lebih sibuk mungkin, tapi lebih paham.
Itu kan gunanya sekolah, belajar, dan belajar?
Supaya paham.
Supaya bisa berguna untuk dunia.

Kuliah pun ternyata masih abstrak.
>.<

U're the best I've ever had
~FeN~
Read Comments

Wednesday, November 12, 2008

Saksi kekejaman exam, Saya

0600, saya bangun, keluar, langit masih gelap, tak tampak tanda-tanda kehidupan

0800, saya keluar, ke toilet, mulai tampak orang-orang berjalan ke arah SRC sambil membaca notes, saya ikut deg-degan

0900, saya keluar, nyuci gelas, makin banyak orang-orang lewat di bawah sana, hati saya ikut berdebar tak karuan

1000, saya keluar, mandi, sunyi senyap, tak ada tanda-tanda kehidupan lagi

1100, saya keluar, ke toilet, satu dua orang mulai berjalan ke arah canteen 2 sambil membaca (dan menggigit) kertas ujian, saya bertanya-tanya gimana exam mereka

1130, saya keluar, tapau makanan, semua orang keluar dan berjalan ke arah canteen 2, ramai

1200, saya balik ke kamar, lewat MPH, anak postgrad sedang ujian, lagi-lagi saya deg-degan

1300, saya keluar, buang sampah, kembali banyak orang berjalan ke arah SRC, siap bertempur lagi, dan hati saya lompat-lompat lagi

1500, saya keluar, ke toilet, arus balik kembali terjadi

1630, saya keluar, hujan, dan manusia-manusia dengan buku-bukunya berjalan lagi ke SRC, saya makin takut mau exam

Guess, 1900 nanti, saya keluar, dan mendapati arus kembali berbalik ke arah canteen 2

Hidup dikelilingi exam halls...
Nasib... Nasib...

U're the best I've ever had
~FeN~

*15 jam sebelum paper pertama, masih ngeblog*
Read Comments

Exam, cepatlah berlalu... Hush, hush, hush...

Sejak kemarin ada keinginan yang sangat besar untuk menulis, tapi saya ga tau sama sekali mau nulis apa. Aneh? Iya. Goblok. Pengen nulis tapil ga tau mau nulis apa, sama aja kaya pengen makan, tapi gatau tempat nyari makan di mana.

Ga mungkin kan saya merangkum rumus-rumus Probability dan Statistics di blog ini? Nantinya blog saya malah tercemar dengan rumus-rumus laknat itu. Haha. Mau update progress belajar saya? Not much progress, actually. Dua hari penuh dating sama Probability and Statistics di kamar saya, saya (terpaksa) jatuh cinta padanya.

Huee, saya udah ngelantur abis.

12 November 2008.
The start of semester I examination AY 2008/2009.

Dan besok adalah paper pertama saya, Probability and Statistic (yang sudah saya kencani 2 hari penuh, walaupun belum saya kenali luar dan dalam). Saya ingin cepat-cepat besok, bukan karena saya merasa pasti dapat full marks, tapi semata-mata karena saya ingin cepat-cepat memutuskan hubungan dengannya. Saya ingin menjalin hubungan lebih dalam dengan yang lain di luar sana, yang lebih menarik tentunya, seperti Soil, atau MoM. Hmmm.

Makin geje.

Things to bring for the exam:
1. Kalkulator (tanpa kalkulator, bisa-bisa 7 jam baru selesai ngerjain satu paper)
2. Pena, pensil, penghapur, correction tape, penggaris, dan seperangkat alat tulis lainnya, dibayar tunai (tanpa alat tulis, ga ada yang bisa ditulis di exam booklet)
3. Jaket (otak yang beku ga akan bisa bekerja dengan baik)
4. Air minum (otak yang kekeringan ga akan mampu menghasilkan nilai yang baik)
5. Matric card (ga ada matric card, pasti diajak ngobrol sama bapak-bapak yang jaga which means mengurangi jam mengerjakan soal)
6. Hati yang tenang (hati ga tenang akan menimbulkan jantung yang berdebar kencang dan lebih lanjut akan menyebabkan tubuh gemetar tak karuan dan ga bisa menulis apa-apa dengan baik dan benar)
7. Contekan (upps, yang ini optional =P)

Things to do before exam:
1. Belajar (ya iyalah, masa ya iya donk?)
2. Tidur yang cukup (tidur ga cukup akan menimbulkan ngantuk dan ngantuk akan menimbulkan turunnya tingkat konsentrasi)
3. Makan yang cukup (makan ga cukup bisa menimbulkan kelaparan dan kelaparan yang terjadi di exam hall saat mengerjakan soal adalah bencana)
4. Pastikan barang-barang yang harus dibawa benar-benar terbawa dan berfungsi (jangan sampe kalkulator anda memberikan hasil 5 untuk 1+1)
5. Berdoa 
6. Siapin contekan (yang ini optional yaaaa, ingat =P)

Things not to do before exam:
1. Shopping ke Orchard
2. Nonton di Cineleisure
3. Facebooking (tapi yang ini ga bisa dihindari XD)
4.
5.
6.
7.
8.
...
...
(Isi sendiri lah, toh banyak banget hal yang ga sepantasnya dilakukan menjelang exam)

Things to do after exam:
1. Belajar buat paper selanjutnya
2. Buang lecture notes paper yang dah selesai (atau seengganya dijauhkan dari pandangan)
3. Berdoa bilang terimakasih sama Tuhan

Things not to do after exam
BAHAS SOAL (semakin dibahas, kesalahan yang ditemukan bakalan makin banyak, dan semakin banyak kesalahan, semakin despolah kita which bakal mempengaruhi mood belajar untuk paper-paper berikutnya --- biarlah jawaban dari soal-soal tersebut tetap menjadi misteri)

Dan, sungguh, saya benar-benar ingin menyelesaikan pesta ini secepatnya agar saya bisa pulang dan melakukan banyak hal yang sudah saya impi-impikan...

Mamaaaa...
I'm coming!!!!^^

U're the best I've ever had
~FeN~
Read Comments

Monday, November 10, 2008

Pardon me

Call me nerd, call me unsociable, can me freak, call me kiasu, call me anything you like, but I know what I am doing and I know what I am doing now is right, It's my way and it's different from yours. It's my prefference and it's different from yours. It's my choice, you mustn't poke your nose inside.

Pardon me for any unsociable things I have done these days.

U're the best I've ever had
~FeN~
Read Comments

Thursday, November 06, 2008

PESTA RAYA FINAL EXAMINATION

Yeah, tepat seminggu sebelum exam dimulai dan saya sudah merasakan aura kiasu merajalela di mana-mana. Sejauh mata memandang, yang saya lihat adalah orang-orang dengan muka kusut sedang komat-kamit memandang textbook atau corat-coret lecture notes. Dan, mau tak mau, saya juga terkena dampak dari sindrom ini. Setiap semester, mau tak mau, saya harus ikut-ikutan meramaikan suasana PESTA RAYA FINAL EXAMINATION, sejak pra-penyelenggaraan sampai euforia pasca penderitaan.

Ya, saya mulai ikut ngiasu sana-sini sampai blog ini kelihatan agak terbengkalai. Yeah, right. Otak saya penuh sama pemikiran-pemikiran aneh, seperti, "Gimana ya kalo ga selesai belajar?", "Kalo ga bisa ngerjain pas exam ntar, mampuslah!", atau "Cukup ga ya waktu saya buat belajar?".

Pertanyaan terakhir itu yang muter-muter di otak saya hampir sepanjang hari. Exam pertama saya minggu depan dan saya nyaris ga ngerti apa-apa tentang part 2-nya. Exam berikutnya tanggal 17 November, jam 5 sore, dan itu EMPAT AU, walaupun elective. Untuk MoM keesokan harinya, saya bener-bener bingung harus gimana. Saya merasa masih sangat ga mantap di beberapa part (dan unfortunately, part yang penting). Huix. Tambahan, MoM juga EMPAT AU. Tidaaaaak!!! Belum habis penderitaan saya, exam masih terus bergulir ke tanggal 19 November, sore. Fluid mechanics. Jadi, saya harus berjuang mati-matian menyelamatkan SEBELAS AU dalam waktu 3 hari. Ya, 3 hari, berturut-turut. 

Belum bisa santai. Kalau kalender udah menunjukkan angka 21, saya harus balik lagi ke SRC untuk berjuang melawan Soil Mechanics yang untuk mempelajarinya butuh konsentrasi yang tinggi sekali, dan, I wonder, apakah satu hari cukup? Jika saya selamat keluar dari ruang ujian, masih ada Computational method menunggu saya dengan segudang rumus dan angka-angka. Huix lagi.

Tapi, lihat sisi baiknya. 19 hari lagi saya akan kembali ke tanah airku yang kucinta, pujaan hatiku, tempat ayah dan bunda, dan handai taulanku. Lalala~~.

Selamat exam semuanya.

Mari kita menyemarakkan PESTA RAYA FINAL EXAMINATION ini dengan ikutan mugging sepanjang hari dan mendapatkan nilai yang memuaskan.

Aminnn...

Eh, salah, aplussss...

U're the best I've ever had
~FeN~
Read Comments

Sunday, November 02, 2008

TimeTimeTime

Penjara jiwa
Aku terpenjara oleh jiwaku sendiri

It is now 7.30 in the evening and I am sitting behind my desk, in front of my computer, surrounded by my MoM lecture notes, trying to catch words by words, numbers by numbers, while fighting with brain, which is wandering along the beach, sunbathing, and smiling to the freedom.

Hey, wake up!!!

Yeah, in short, I need to study, but I just don't get the right mood. Sigh, tomorrow will be my last MoM quiz and I have no mood to study. Helloooo, what the hell I am thinking right now? This is my last chance to recover from my 'down-to-earth' grades and I JUST have NO MOOD to study. How brave I am.

Since I went home at 5, I did nothing, except facebooking, blogwalking, checking e-mails, friendstering, starring my MoM book, facebooking, blogwalking, friendstering, writing some calculation for a question, facebooking, friendstering, blogwalking, calculating the answer, checking if it's right, finding that it's wrong, trying to redo it, facebooking, friendstering, checking e-mails, and, yeah, I just continuously wasted my 'precious' time.

And it's 8 PM now, I just finished checking my Multiply and replying some comments. Oh, my, I am really a good time-waster. 

Ding dong.

I need to study.
Or at least, I need to be more intend to study.

U're the best I've ever had
~FeN~


Do:
STUDY!!!!!

Don'ts:
Facebooking
Friendstering
Blogging
Multiplying
Spamming any yahoogroups


But, I think, again, this do and don'ts will be useless
Read Comments

Friday, October 31, 2008

Again, the feeling came...

Last night I dreamt about you...

And when I woke up...

You know what it felt?
It hurt...

Just like last year, last month, the day before yesterday, yesterday, and maybe tomorrow, the day after tomorrow, next month, or even next year...

U're the best I've ever had
~FeN~
Read Comments

Thursday, October 30, 2008

Satu tubuh, seribu satu keajaiban

Seorang ibu adalah business investor yang paling hebat
Ia tau bagaimana menanamkan investasi dalam diri anak-anaknya
Walaupun bukan dirinya yang menikmati hasilnya

Seorang ibu adalah guru yang paling hebat
Ia tau bagaimana cara mendidik buah hatinya
Walaupun nantinya tak ada sedikitpun ucapan terimakasih dari anaknya

Seorang ibu adalah event organizer yang paling hebat
Ia tau bagaimana membuat hari-hari dalam keluarganya selalu berwarna
Walaupun tak jarang anak-anak lebih suka pergi bersama teman-temannya

Seorang ibu adalah akuntan yang paling hebat
Ia tau bagaimana cara yang tepat menghindari defisit dalam buku besarnya
Walaupun anak-anaknya selalu menggerutu bahwa ibu mereka pelit

Seorang ibu adalah ekonom yang paling hebat
Ia tau bagaimana cara menghadapi resesi dalam keuangan keluarganya
Walaupun lagi-lagi anak-anaknya akan mengatainya pelit

Seorang ibu adalah juru masak yang paling hebat
Ia tau apa yang harus dimasak hari ini, besok, lusa, bahkan tahun depan
Walaupun seringkali suami dan anaknya tak menghabiskan apa yang ia hidangkan

Seorang ibu adalah ahli gizi yang paling hebat
Ia tau apa saja yang baik dan tak baik dikonsumsi oleh keluarganya
Walaupun anak-anaknya sering mengomel karena larangan-larangannya

Seorang ibu adalah dokter yang paling hebat
Ia tau pasti apa yang harus dilakukan ketika keluarganya menderita sakit, hati maupun fisik
Walaupun kadang-kadang keluarganya tak percaya dengan 'resep' yang ia berikan

Seorang ibu adalah duta perdamaian yang paling hebat
Ia tau bagaimana menentramkan perselisihan di antara anak-anaknya
Walaupun keesokan harinya mereka akan kembali pada perselisihan yang sama

Seorang ibu adalah pengacara yang paling hebat
Ia tau bagaimana membela anak-anaknya ketika mereka difitnah
Walaupun si anak terkadang malu ibunya ikut campur

Seorang ibu adalah hakim yang paling hebat
Ia tau bagaimana mengajar anak-anaknya ketika mereka melakukan kesalahan
Walaupun terkadang anak-anaknya malah lari dari tanggung jawab

Seorang ibu adalah supporter yang paling hebat
Ia tau bagaiman cara mendukung suami dan anak-anaknya ketika mereka jatuh
Walaupun mereka melupakan jasanya ketika mereka sudah bahagia

Seorang ibu adalah atlet yang paling hebat
Ia tau bagaimana cara menggunakan energinya dari pagi buta hingga seluruh keluarganya tertidur
Walaupun tak pernah sekalipun anak-anaknya memberikan ucapan selamat pagi atau ciuman selamat malam

Seorang ibu adalah aktris yang paling hebat
Ia tau bagaiman harus tersenyum dan terlihat bahagia demi keluarganya
Demi suami dan anak-anaknya
Demi cintanya
Walaupun sudah sebanyak itu kesalahan-kesalahan kita kepadanya
Walaupun sudah sebanyak apa air mata yang ia teteskan karena kita
Walalupun sudah seringkih apa tubuhnya

Ia tetap tersenyum

Karena

Seorang ibu

Adalah keajaiban

U're the best I've ever had
~FeN~
Read Comments

Monday, October 27, 2008

Perasaan itu, masih sama seperti dulu

Perasaan yang sama. Ya, persis sama. Selalu itu yang aku rasakan setiap kali mengingat dirimu, melihat kau sign-in dari MSNmu, dan membuka-buka friendster page-mu. Perasaan yang sama selalu muncul, seperti tak akan pernah lepas dariku, hingga akhir hayatku.

Perasaan itu...

Sakit.

Benar-benar sakit.

U're the best I've ever had
~FeN~
Read Comments

It's FUNTASTIC!!!!



Hhhhh, she is so pretty...

I'm a big fan of her.. 
Oooppss... I am a BIG FAN of her...
Muahahhaa...

How can she be that cute and pretty and awesome and adorable, huh?

Yup, she is Vanessa Hudgens, an actress and also a singer... She started her career in 2003 and became more famous after being Gabriella in Disney's High School Musical...

She began her music career in 2005 by releasing her debut album: V...

Guess, she is just 20 this year but she looks that mature... Wow... Fabulous...

And I wonder where she got that sexy skin color, that very black hair, and that sharp eyes... Now I know that she got it from his Irish and and native America father and Filipino, Chinese, and Spanish mother... She is really a great mix, huh?


Ok, stop talking about Vanessa... Now I want to stress that High School Musical is FABULOUS!!! Yep, a mixture between a drama and songs... It brought up an ordinary school life, about theatre, about basketball, about love, and also about friendship...

I am not going to give you any synopsis or something since my blog never talked about synopsis ro review or something like that... I 
just want to say, it's great... Hehe... Disney has done a good job... 

Some says it is just a childish movie... Yeah, it's childish, but sometimes we need to be childish to enjoy this world... Sometimes we need to pull ourselves from the 'real' world and enjoy everything as if we are still children...

I stole some of my hectic time to watch this... I said it early, anything happens, I'll watch and I watched it... Muahahaha...

Sure, I encourage you all to watch... Let's sing together...

High school doesn't seem to be forever...
Lalala~

U're the best I've ever had
~FeN~

P.S. I miss my high school time althoug it didn't seem as wonderful as Troy and Gabriella's... >.<
Read Comments

Saturday, October 25, 2008

Lagi-lagi masalah mulut

Saya heran kenapa kebanyakan orang ga bisa meng-acknowledge perasaan orang lain. Saya belajar di COM201 bahwa ada 3 tahap dalam menciptakan communication climate yang confirming, yaitu recognition, acknowledgement, dan endorsement. Recognition berkaitan dengan sapaan. Kita menyapa, kita menyadari bahwa orang lain exist, dan kita berusaha membangun communication climate. Sementara, endorsement adalah tahap di mana kita bisa menerima pendapat orang lain sepenuhnya. Menerima bukan berarti setuju. Kita menerima bahwa point of view orang lain beda dengan point of view kita dan kita menghargainya. Kita ga ngajak dia berantem karena pendapatnya beda sama kita.

Ya, ga usah jauh-jauh ke endorsement, kita bicara soal acknowledgement aja. Jangankan meng-endorse orang lain, meng-acknowledge aja banyak orang masih ga becus. Kita gagal meng-acknowledge orang ketika kita ga mendengarkan orang lain ngomong dan ketika kita ga memikirkan perasaan orang lain saat dia ngomong. Contohnya aja, saat orang lain lagi ngomong, kita dengan sengaja membuat dia kehilangan muka. Kalo istilahnya orang Palembang, 'nyampai'.

Saya ga suka ketika saya sampe kehilangan muka karena orang lain 'nyampai' saya, dan sebisa mungkin saya meng-acknowledge perasaan orang lain. Saya berusaha sebisa mungkin buat menanggapi apa yang orang lain omongin sama saya. Segimanapun ngga nyambungnya saya, saya tetap menanggapi apa yang orang omongin ke saya, seengganya saya tersenyum.

Tapi, sering banget orang lain ngga meng-acknowledge saya. Mereka ga mikir gimana sakitnya ketika saya ngomong, mereka malah mempermalukan saya dengan tindakan mereka, verbal maupun nonverbal. Mereka ga respon apa-apa, tanpa ekspresi apa-apa. Di kesempatan lainnya, mereka memutarbalikkan apa yang saya katakan, membuat saya kehilangan muka. Kadang-kadang, mereka menunjukkan facial expression yang bener-bener ignoring.  Saya langsung menyesal saat itu juga ketika saya sadar saya hanya membuang dan menginjak-injak muka saya sendiri. Saya menyesal pernah membuka mulut saya. Saya menyesal udah membangun communication climate dengan orang-orang ini.

Beberapa hari yang lalu, saya, sekali lagi, di-acknowledge dengan cara yang benar-benar ga terhormat. Hanya dengan beberapa detik kata-kata dan facial expression yang benar-benar irritating, saya merasa terbanting. Ga perlu saya ceritakan. Saya cuma mau bilang, mikir-mikir dulu kalo mau ngomong atau membalas omongan orang lain. Jangan sampe orang-orang lain jadi korban juga. Mungkin bagi kamu itu lucu, tapi mikir dulu, Mas, kalo kamu lagi ada si posisi yang 'diserang', kamu akan tetep ngerasa itu lucu ngga?

Kita berusaha menciptakan communication climate, yang tentunya confirming... Jadi, mikir dulu sebelum ngapa-ngapain. Keh?

U're the best I've ever had
~FeN~
Read Comments