Mengapa air mata tak pernah bisa menyembuhkan hati yang tercabik-cabik?
Dan air mata ini, mengalir dan terus mengalir, seperti hendak mengatakan pada dunia bahwa terlalu banyak sudah yang tersimpan dalam hati ini. Ia mengalir dan terus mengalir, seperti hendak menjeritkan kepedihan dari luka yang tertanam dalam. Dan ia mengalir dan terus mengalir, tanpa pernah perduli apa kata dunia.
Aku di sini bersama air mataku, yang menyuarakan keputusasaanku. Aku di sini bersama air mataku, yang membuka kunci kebisuanku. Aku di sini bersama air mataku, yang mengakui ketakberdayaanku dengan lapang dada. Hanya aku dan air mataku.
Jika kau lihat air mata yang mengalir dan terus mengalir karenamu, mungkinkah kau sadari salahnya perbuatanmu? Ataukah aku harus menghujamkan pisau di ulu hatimu baru kau akan mengerti?
~FeN~
0 thoughts:
Post a Comment