Friday, October 30, 2009

Cinta

Cinta menghadirkan kehidupan
Cinta pulalah yang mempersembahkan kematian


Cinta mengurai tawa
Cinta pulalah yang menderai tangis


Cinta menalikan hati
Cinta pulalah yang merenda benci


Cintalah yang membuat manusia bertahan
Cinta pulalah yang mendorong manusia pergi




Sepanjang perjalanan pulang dari kelas terakhir saya di minggu ini, tiba-tiba saja otak saya memikirkan hal ini. Manusia selalu mengagung-agungkan cinta: menganggap cinta adalah hal paling esensial di atas segalanya. Tanpa cinta manusia tak akan mencapai hidup yang sempurna, tanpa cinta manusia tak ubahnya sebuah robot, tanpa cinta dunia tak akan berwarna.

Saya akui, semua itu benar. Siapa, sih, yang sanggup hidup tanpa cinta? Cinta itu luas maknanya, bukan hanya cinta antargender. Cinta di dalam keluarga, cinta dalam persahabatan, cinta dalam sebuah organisasi, cinta kepada tempat tinggal, cinta segalanya.

Namun, yang jadi pikiran saya sekarang, apakah cinta itu selamanya positif?

Sepertinya jawabannya adalah tidak.
Karena mencintai orang yang sama, dua orang sahabat baik bisa saling bermusuhan dan bertengkar.
Karena terlalu mencintai pasangannya, seseorang bisa berkorban sampai kebablasan.
Karena cinta yang berlebihan, orang tua bisa jadi terlalu memanjakan anak-anaknya.
Karena terlalu mencintai uang, seseorang bisa tega-teganya merampas barang yang bukan miliknya.
Karena putus cinta, seseorang bisa memilih kematian dibandingkan kehidupan.

Sungguh, cinta tidak selamanya positif. Cinta tergantung bagaimana kita menyikapinya, tergantung bagaimana kita menghargainya. Cinta bukan untuk menguasai, tapi untuk melayani.

Jadikanlah cinta yang kita punya sepositif mungkin. Jangan menggenggam cinta terlalu erat karena dia akan meluncur dari sela-sela jemarimu seperti pasir, tetapi letakkanlah ia di telapak tanganmu sehingga ia akan tetap bertahan di sana.

Mari saling mencintai.

L'amour est tres beau.

U're the best I've ever had
~FeN~

0 thoughts: