Sunday, October 04, 2009

Lalu pikiran saya berkelana

Dan di sinilah saya sekarang, di depan layar komputer saya, di hadapan lecture notes Environmental Engineering saya yang sudah mulai keriting karena terlalu sering dibawa ke sana ke mari, dan di tengah-tengah perasaan sedih, senang, sepi, lelah, dan ngantuk yang bercampur-baur menjadi satu. Saya baru saja selesai membereskan kamar yang saya tinggalkan selama beberapa hari dan saya seharusnya mulai membenamkan diri saya ke dalam tumpukan catatan mengenai wastewater and wastewater treatment. Namun, saya tak sanggup. Saya masih ingin berleha-leha sesaat sebelum kembali kepada kenyataan yang menjemukan ini.

That's why I'm blogging now!!!


Tak ada tempat yang lebih indah selain rumah, itu benar. Kampung halaman adalah surga, rumah adalah surga, keluarga adalah surga. Kita semua terlahir di dalam surga, tapi kenapa masih banyak dari kita yang menggerutu di dalam surga kita sendiri dan mencoba lari darinya?

Saya tak pernah mencoba lari dari surga saya; yang saya lakukan sekarang bukanlah kabur dari keluarga. Saya memutuskan untuk melanjutkan sekolah di luar Palembang bukan karena saya ingin kebebasan, muak terus-menerus diatur keluarga, atau merasa bosan terus-menerus di tempat yang sama, melainkan karena saya sedang dalam proses membangun surga yang lain: surga untuk diri saya sendiri, surga untuk keluarga saya, surga untuk suami dan anak-anak saya di masa yang akan datang.

Walalupun saya perempuan, bukan berarti saya tak akan berperan serta dalam proses pembangunan surga bagi keluarga saya di masa yang akan datang. Jika saya bisa jadi seorang wanita yang berpendidikan, berpengetahuan luas, dan cerdas, saya akan mampu mendidik anak-anak saya dengan baik. Karena itu, saya sangat yakin bahwa saya butuh pendidikan yang baik untuk menunjang hidup saya dan keluarga saya di masa yang akan datang.

Bukan hanya pria yang butuh pendidikan!

Makanya, kuping saya seketika menjadi panas saat saya dengar pernyataan pasangan suami istri yang duduk di sebelah saya di dalam pesawat tadi pagi.
Mereka bilang, "Anak cewek nggak perlu pinter-pinter. Yang penting wajah cantik dan body bagus, toh nantinya bakal masuk dapur juga."
Mendengar pernyataan itu, saya ingin sekali marah. Mereka sama sekali tak menghargai kaum wanita, bahkan anak mereka sendiri. Si istri yang juga wanita pun sama sekali tak menghargai kaumnya, berarti dia tak menghargai dirinya sendiri. Saya sungguh kesal.

Apakah benar laki-laki hanya tertarik pada wanita berdasarkan wajah dan body?
Apakah benar wanita nantinya hanya akan bermain-main di dapur?
Apakah benar wanita tak butuh otak?

Jika jawaban dari ketiga pertanyaan di atas adalah benar, berarti wanita tidak termasuk ke dalam golongan manusia. Wanita hanyalah budak seks pria karena wanita hanya butuh wajah dan tubuh. Wanita hanyalah benda, bukan mahluk hidup. Wanita hanyalah sarana pemuas nafsu. Eksploitasi! Pelacuran legal! Shit!

Saya sungguh tak menyangka, di zaman seperti ini masih ada saja orang-orang yang berpikiran seperti itu. Kolot! Bodoh! Egois! Diskriminatif!

Lalu, apa gunanya perjuangan R.A. Kartini?

Okay, now it's time for GIRLS to show to the world that we are capable to DO EVERYTHING men can do! NEVER lean your life on MEN!!! We can survive and be happy ON OUR OWN FEET!!!!
Burning, Girls!!!

U're the best I've ever had
~FeN~

0 thoughts: