Sejak dilahirkan di dunia ini sampai detik ini, sudah hampir 20 tahun *tak terasa*, saya baru berganti handphone 3 kali. Saya mengenal yang namanya handphone sejak kelas 1 SMP. Hampir 7 tahun dan saya baru 'memacari' 3 handphone. Jumlah 3 handphone untuk 7 tahun, sedikitkah? Saya ngga tau, sih, tapi kalau dibandingkan dengan adik saya yang dalam waktu 5 tahun telah gonta-ganti handphone *menghitung dulu* lima kali, saya termasuk golongan 'setia'.
Handphone pertama saya:
Nokia 8310 black. Handphone yang cantik. Saya suka sekali dengan bentuknya, walaupun dia tak berwarna, dan tak berasa *emangnya air bersih*. Suaranya pun masih monophonic. Handphone ini menemani saya sejak awal kelas 1 SMP sampai akhir kelas 1 SMA, 3 tahun. Lama juga, ya? Zaman smp dulu, masih main missed call kalau pengen eksis, soalnya biaya SMS masih mahal. Handphone ini juga berisikan ratusan SMS bergambar yang didapat dari hasil tukar-menukar, meminta-minta, atau mengancam orang lain. Haha. Ada juga ringtone-ringtone yang bisa dikirim via infrared. Wah, masih jadul abis.
Karena satu dan lain hal, saya mengganti 8310 saya dengan Nokia 6670 blue. Saya ngga ngerti tentang spesifikasi apa-apa dari handphone ini sebelum saya membelinya. Maklum, saya gagap teknologi. Akhirnya, naik kelas 2 SMA, saya punya handphone yang berwarna, yang bisa memotret, yang polyphonic, yang ada bluetooth,yang bisa menyimpan dan memutar lagu, yang layarnya gede, yang saya belum kenal sebelumnya. Saya orangnya ngga rewel. Walaupun handphone ini banyak kekurangannya, saya tetep enjoy-enjoy saja menggunakannya, hingga suatu hari dia tak lagi mengeluarkan suara. Dia membisu untuk selamanya. Saya ingat, saat itu saya baru saja menginjak bangku kuliah. Dia membisu setelah menemani saya selama 2 tahun. Begitu cepat.
Dan satu setengah tahun yang lalu, sekitar akhir Agustus 2008, saya membeli sebuah handphone baru. Sebuah handphone slide yang belum pernah saya miliki sebelumnya. Sebuah handphone merah yang belum pernah saya miliki sebelumnya. Sebuah handphone ber-wi-fi yang belum pernah saya miliki sebelumnya. Intinya, saya punya handphone baru, Nokia E-65 merah. Bodohnya saya, tak pernah mengecek spesifikasi sebelum membeli handphone. Akibat gaptek membawa saya ke dalam jurang penyesalan *cieh, lebay* dan akhirnya sekarang saya berpikir untuk mencari sebuah handphone pengganti.
Kenapa?
- Kameranya jelek banget
- Sering ngehang sendiri, bikin bete
- Aplikasinya sering ngga bisa dibuka
- Loadingnya sering lama sampai saya terpaksa me-restart handphone itu
- Punya adobe pdf reader, tapi sampai pada part-part tertentu, e-book yang kubaca sama sekali tak bisa dibuka
- Kualitas music player-nya ngga memuaskan
- Ngga ada tempat yang proper untuk gantungan handphone
Ngga asyik!
Memilih handphone mirip seperti memilih pacar. Tertipu oleh penampilannya, akhirnya menyesal.
Memilih handphone mirip seperti memilih pacar. Memasang persyaratan ini itu, tapi tak ada yang sempurna di dunia ini.
Sekarang saya mau lebih selektif, dalam memilih pacar, eh, handphone baru saya kelak.
Kepinginnya, sih, punya handphone yang begini:
- Bagus buat dengerin lagu
- Bisa buat baca e-book
- Kameranya ngga di bawah standar
- Punya wi-fi
- Ada radio
- Bisa dipake nge-blog
- Memorinya gede
- Bentuknya bagus
- Harganya terjangkau
Ada saran?
~FeN~
*waduh, seharian ngegeje*
3 thoughts:
HP saya... sejak masa SMU kelas 1 sampai sekarang PhD tingkat kedua cm pernah ganti sekali yaitu waktu pertama dtg ke s'pore... Apakah saya tipikal laki2 setia??
Komennya Herry di atas geje abis :)
Hanya ingin berbagi pengalaan. Kalo aku pake PDA sih, 02 XDA Atom Life. Bisa semua hal yg kamu inginkan, dengan beberapa catatan:
1. Resolusi kamera 2 mega pixels. Tau deh menurutmu dibawah standar atw ngga. Aku sih personally pengen yg lebih bagus. :)
2. Ngetik (termasuk SMS) agak kurang enak karena keyboardnya ada di screen, harus disentuh satu persatu pake stylus. Makanya aku sekarang ga suka SMS, mendingan nelepon.
3. Memori internal 1GB itu udah gede belom?
4. Kalo baca ebook musti rajin scrolling, karena pasti 1 halaman ebook ga muat di screen. Jadi memang bacanya jadi ga nyaman.
Hmm.. kayanya aku termasuk yg agak menyesal dgn pilihan HP ku ini. Tapi karena dia ga rewel, dan kalo beli yg baru lagi adalah pemborosan, aku memilih tetap setia padanya. Sekarang sudah agak terbiasa sih. :)
Pingin E71, tapi multimedianya jelek...
Bingung saia...
Hihi...
Post a Comment